
Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton
dan baja tulangan. Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan
bahan bangunan yang mempunyai sifat-sifat yang baik dari masing-masing
bahan bangunan tersebut. Ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Beton
mempunyai sifat yang bagus, yaitu mempunya kapasitas tekan yang tinggi.
Akan tetapi, beton juga mempunyai sifat yang buruk, yaitu lebah jika
dibebani tarik. Sedangkan baja tulangan mempunyai kapasitas yang tinggi
terhadap beban tarik, tetapi mempunyai kapasitas tekan yang rendah
karena bentuknya yang langsing (akan mudah mengalami tekuk terhadap
beban tekan). Namun, dengan menempatkan tulangan dibagian beton yang
mengalami tegangan tarik akan mengeliminasi kekurangan dari beton
terhadap beban tarik. Demikian juga bila baja tulangan ditaruh dibagian
beton yang mengalami tekan, beton disekeliling tulangan bersama-sama
tulangan sengkan akan mencegah tulangan mengalami tekuk. Demikianlah
penjelasan tentang mengapa kombinasi dari kedua bahan bangunan ini
menghasil bahan bangunan baru yang memiliki sifat-sifat yang lebih baik
dibanding sifat-sifat dari masing-masih bahan tersebut sebelum
digabungkan. Berikut kita akan paparkan sesuatu yang berhubungan dengan
bahan bangunan beton dan tulangan baja.
Beton adalah bahan bangunan yang terbuat dari semen (Portland cement
atau semen hidrolik lainnya), pasir atau agregat halus, kerikil atau
agregate kasar, air dan dengan atau tanpa bahan tambahan. Kekuatan tekan
beton (

)
yang digunakan untuk perencanaan ditentukan berdasarkan kekuatan tekan
beton pada umur 28 hari. Meskipun sekarang kita dapat menghasilkan beton
dengan kekuatan tekan lebih 100 MPa, kekuatan tekan beton yang umum
digunakan dalam perencanaan berkisar antara 20 – 40 MPa. Seperti
diterangkan sebelumnya, beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi akan
tetapi mempunyai kekuatan tarik yang rendah, hanya berkisar antara 8%
sampai 15% dari kekuatan tekannya. Untuk mengatasi kelemahan dari bahan
beton inilah maka ditemukan bahan bangunan baru dengan menambahkan baja
tulangan untuk memperkuat terutama bagian beton yang mengalami tarik.
Baja tulangan yang digunakan untuk perencanaan harus mengunakan baja
tulangan ulir/sirip (deformed bar). Sedangkan tulangan polos (plain bar)
hanya dapat digunakan untuk tulangan spiral dan tendon, kecuali untuk
kasus-kasus tertentu.
Berikut adalah ukuran baja tulangan yang dapat digunakan untuk perencanaan beton bertulang:
No |
Penamaan |
Diameter
nominal |
Luas penampang
nominal
|
Berat
nominal |
|
|
(mm) |
(cm ) |
(kg/m) |
1 |
S.6 |
6 |
0,2827 |
0,222 |
2 |
S.8 |
8 |
0,5027 |
0,395 |
3 |
S.10 |
10 |
0,7854 |
0,617 |
4 |
S.13 |
13 |
1,327 |
1,04 |
5 |
S.16 |
16 |
2,011 |
4,58 |
6 |
S.19 |
19 |
2,835 |
2,23 |
7 |
S.22 |
22 |
3,801 |
2,98 |
8 |
S.25 |
25 |
4,909 |
3,85 |
9 |
S.39 |
29 |
6,625 |
5,18 |
10 |
S.32 |
32 |
8,042 |
6,31 |
11 |
S.36 |
36 |
10,18 |
7,99 |
12 |
S.40 |
40 |
12,57 |
9,88 |
13 |
S.50 |
50 |
19,64 |
17,4 |
Sebagai tambahan, baja tulangan ulir yang akan digunakan dalam beton
bertulang harus memenuhi ketentuan dari ASTM yang berhubungan dengan
baja tulangan sebagai berikut:
- “Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos untuk penulangan beton” (ASTM A615M)
- “Spesifikasi untuk batang baja axle ulir dan polos untuk penulangan beton” (ASTM A617M)
- “Spesifikasi untuk baja ulir dan polos low-alloy untuk penulangan beton” (ASTM A706M)
Referensi:
- SNI-03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
- SNI-07-2052-2002 Baja Tulangan Beton
0 komentar:
Posting Komentar