Sabtu, 15 Desember 2012

TEMPAT AMAN DARI GEMPA DI INDONESIA

Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat kondisi geology wilayah Indonesia dan sekitarnya. Secara geografis, wilayah Indonesia terletak di wilayah kepulauan yang kita sebut Nusantara atau archipelago. Suatu wilayah rangkaian pulau-pulau yang tersebar dari semenanjung Malaya ke Timur sampai ke Papua yang meliputi Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei dan Timor Leste. Pulau Papua (Irian Jaya dan Papua New Guinea) secara geologis sebenarnya adalah pulau yang bukan dari rangkaian archipelago melainkan bagian dari benua Australia.

Wilayah Indonesia (source: www.indonesian-intros.com)
Menurut teori geology, rangkaian nusantara ini terbentuk akibat kenaikan lapisan bumi oleh tumbukan pelat-pelat benua di sekitarnya, sehingga terbentuklah ribuan pulau yang unik yang tidak terdapat di bagian dunia lain di bumi ini. Paling sedikit ada empat pelat tektonik yang mempengaruhi terbentuknya pulau-pulau di nusantara yaitu Pelat Australia di Selatan, Pelat Eurasia di Baratlaut, Pelat Pacific di Timurlaut dan Pelat Philippine di Utara. Pelat tektonik Australia bergerak kearah Timur laut dengan kecepatan ±7cm per tahun, pelat Eurasia bergerak dengan kecepatan ±5cm ke arah Tenggara, Pelat Pacific bergerak kearah Baratlaut dengan kecepatan ±10cm per tahun, sementara pelat Philippine diperkirakan relative statis karena terjepit di antara dua pelat: Eurasia dan Pacific dari arah berlawanan.
Dengan kondisi tektonik seperti ini, wilayah nusantara adalah termasuk wilayah yang paling dinamis di dunia, dengan artian kondisi geology atau lapisan buminya selalu bergejolak yang ditandai dengan banyaknya bentukan permukaan akibat aktifitas tektonik berupa palung dan gunung berapi baik di darat ataupun di lautan. Palung adalah jurang memanjang di permukaan bumi sebagai akibat berpisahnya dua lapisan kerak bumi secara kontinyu sementara gunung berapi adalah titik dimana cairan bumi mempunyai jalan keluar akibat tekanan atau tabrakan pelat bumi di bawah (sekitarnya).

Di satu sisi lapisan bumi seperti ini akan menghasilkan lapisan tanah yang paling subur akibat aktifitas gunung berapi dan tanah yang gembur akibat lapisan tanah yang dinamis dan air tanah yang melimpah, di sisi lain bencana letusan gunung berapi dan gempa bumi selalu mengancam. Itulah konsekwensi positif dan negatif dari bumi nusantara ini, yang suka atau tidak memang harus diterima. Tuhan menghadiahkan tanah yang sangat subur, namun juga sekaligus memberikan resiko di dalamnya. Namun demikian manusia diberkahi dengan akal oleh Nya yang tentu diharapkan akan dapat digunakan untuk menyelesaikan segala permasalahan mereka.



Bagan kondisi wilayah sepanjang Sumatera, Jawa, dan NTT akibat pertemuan pelat Australia dan Eurasia (source?)

Kembali ke pertanyaan di atas; lalu apakah ada wilayah di Indonesia yang aman dari bencana gempa?

Ring of Fire

Jika kita berkunjung ke Google Earth, kita akan dapat melihat dengan sangat jelas garis-garis palung ataupun pegunungan baik di darat ataupun di laut. Garis-garis ini terbentuk sebagai akibat perpisahan atau pertemuan dua pelat benua. Untuk wilayah Indonesia, garis ini dapat dijumpai mulai dari Utara pulau Sumatera, bergerak ke Selatan menyusuri selatan pulau Sumatera, selatan pulau Jawa, selatan Nusa Tenggara, Celah Timor, hingga ke pedalaman laut Banda. Ini adalah akibat pertemuan pelat Australia dan Eurasia. Sementara di Utara kita bisa melihat jalur dari Timur Philipina ke bawah sampai ke Laut Banda dan kemudian berbelok ke Timur di atas pulau papua. Ini adalah jalur utama pertemuan Pelat Pacific, Phillipine dan Australia. Sehingga kawasan laut Banda dapat dikatakan tempat yang paling dinamis di dunia karena terdapat pertemuan sekaligus tiga pelat di dalamnya.

Garis-garis lain yang lebih kecil dapat kita jumpai di sekitar Laut China Selatan, Laut Sulawesi, dan sekitar Laut Irian. Wilayah-wilayah ini juga ditengarai sebagai wilayah yang dinamis karena banyak terdapat palung dan gunung berapi namun relatif lebih kecil jika dibanding garis utama di atas. Garis itu kita sebut Ring of Fire.

Wilayah garis bahaya Ring of Fire (merah dan kuning) dan wilayah yang relatif aman (putih). Source: from various sources, with Googleearth map

Wilayah yang aman

Untuk dapat menentukan wilayah yang relatif aman, tentu harus berada sejauh mungkin dari garis-garis tadi. Jika kita tarik garis sejauh 500km (perkiraan jarak yang aman dari pengaruh gempa bumi) dari garis-garis bahaya atau ring of fire tersebut dapat kita temukan wilayah-wilayah seperti dalam peta. Wilayah semenanjung Malaysia, sepenuhnya aman, Sumatera bagian utara yeng terdiri dari bagian Propinsi Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung juga aman. Singapura dan Batam juga aman. Sebagian besar Pulau Kalimantan Tengah ke Barat termasuk Brunei juga aman. Hanya sebagian kecil Pulau Jawa di sekitar Gunung Murialah yang aman. Pulau-pulau kecil di antara tempat-tempat tadi juga aman di Laut Jawa.
Sebaliknya, wilayah Indonesia yang kita kenal selama ini sebagai tempat populasi penduduk terbesar melintas dari Pulau Sumatera bagian Utara, Barat, dan Selatan, sebagian besar Pulau Jawa termasuk Jakarta, Bali, NTT, hingga Ambon dan Sulawesi semua rawan terhadap gempa bumi. Oleh karena itu tidak salah kalau ada gagasan untuk memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Barat, atau Selatan. Karena disamping relatif berada di tengah (aman dari serangan militer dari luar dan kemudahan geografis), wilayah itu kemungkinan sangat kecil mendapat goyangan gempa besar.

Lalu apakah seluruh penduduk di wilayah-wilayah berbahaya itu perlu dipindahkan? Tentu saja tidak. Gempa adalah fenomena alam yang wajar. Mesin pembunuh yang sebenarnya bukanlah gempa itu sendiri namun bangunan yang digunakan manusia. Kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya gempa dengan menerapkan sistem keselamatan dan bangunan yang aman adalah kunci untuk menghindarkan bahaya dan kerugian yang lebih besar baik benda ataupun nyawa.

0 komentar:

Posting Komentar